…SELAMAT DATANG…

PARA LENTERA PENERANG MAYAPADA

wahana untuk berinteraksi dan berbagi segenap penghuni Mayapada

INNOCENT VOICES

3/10/2009 |

Sebuah kisah nyata yang ditulis oleh Oscar Torres kemudian diangkat ke layar lebar dengan sutradara Luis Mandoki. Diproduksi oleh Universal Studio dan ditayangkan pertama pada Agustus 2006. Film berlatar belakang kisah kekacauan di Negara El Salvador pada tahun 1980. Berkisah tentang seorang anak kecil berumur 11 tahun bernama Chava. Anak kecil yang didaulat sebagai kepala rumah tangga setelah ayahnya meninggalkan dirinya, ibunya dan kedua adiknya pergi ke Amerika Serikat untuk mencari perlindungan dan kehidupan yang lebih baik di tengah-tengah kondisi negaranya yang dilanda kekacauan. Kehidupan sehari-hari dipenuhi dengan peperangan pihak tentara pemerintah dengan pihak pemberontak FMLN. Ibunya yang bekerja menjadi seorang tukang jahit berusaha menjaga keluarga ini untuk tetap bertahan dalam kondisi kekacauan yang terjadi. Ketika ibunya bekerja, Chava-lah yang bertanggung jawab untuk menjaga kedua adiknya untuk tetap aman dari kondisi di luar rumah yang sangat berbahaya akibat kekacauan tersebut.

Suatu ketika, pamannya yang telah lama menghilang berkunjung menjenguk keluarga ini. Pamannya yang telah tergabung dalam barisan pemberontak meminta keluarga ini untuk segera pindah atau keluar dari wilayah kekacauan karena barisan pemberontak akan melakukan serangan besar kepada pihak tentara pemerintah yang berkuasa kala itu. Namun keluarga ini tetap bersikeras untuk bertahan walaupun sang paman telah meminta dengan sangat. Pada tengah malamnya, dengan latar belakang desingan peluru pertikaian, Chava si anak kecil yang energik dan mempunyai rasa keingintahuan yang besar diperdengarkan sebuah lagu nasionalisme oleh pamannya , sebuah paham diajarkan yang membuatnya sangat terkesan dengan kedatangan sang paman ini. Sebagai kenang-kenangan atas pertemuan itu, sang paman pun memberinya sebuah radio yang bisa digunakan untuk memutar lagu-lagu nasionalisme, lagu-lagu yang ditentang oleh pemerintah yang berkuasa kala itu serta berita perkembangan terbaru tentang pertikaian yang terjadi.

Di El Savador pada tahun 1980, untuk melawan kekuatan pihak pemberontak, pemerintah mewajibkan anak-anak yang telah berumur 12 tahun untuk mengikuti pendidikan militer. Sekolah dimana dirinya menuntut ilmupun tak luput dari sasaran pemerintah untuk merekrut anak-anak berumur 12 tahun itu. Kala itu Chava belum termasuk dalam daftar panggil karena dirinya masih berusia 11 tahun, akan tetapi salah satu teman mainnya yang juga bersekolah di tempat yang sama terpanggil dalam barisan itu. Anak-anak yang dipanggil kemudian digiring oleh tentara pemerintah untuk dimasukkan dalam karantina pendidikan militer.

Chava dan beberapa temannya akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan pihak pemberontak. Ia dan teman-temannya pergi dari perkampungan rumahnya ketika malam hari tanpa meninggalkan pesan kepada ibunya. Akan tetapi sial bagi dirinya dan teman-temannya. Mereka tertangkap oleh pasukan tentara pemerintah yang kemudian menggiring mereka menyusuri jalanan setapak dan sungai. Di ujung sebuah sungai itulah dijumpai beberapa mayat yang telah dihabisi nyawanya karena mencoba melawan kekuasaan pemerintah kala itu dan disitulah rupanya yang akan menjadi tempat eksekusi bagi dirinya dan teman-temannya. Akhirnya satu per satu temannya tewas oleh tembakan di kepala dan tinggal ia seorang diri. Sesaat sebelum peluru ditembakkan di kepalanya, pasukan pemberontak di bawah pimpinan pamannya menyerbu. Chava yang terselamatkan oleh serangan itupun melarikan diri kembali ke perkampungan rumahnya. Setelah sampai, yang dijumpai adalah seluruh kampungannya yang telah terbakar dan berpikir bahwa seluruh keluarganya telah meninggal. Ibunya yang sedari tadi mencarinya akhirnya menemukannya tak bergeming menatap kosong di dahan pohon dekat rumahnya yang terbakar. Ibunyapun akhirnya membawanya pergi dari tempat itu menyusul kedua adiknya dan saudara-saudaranya yang lain yang telah terlebih dahulu meninggalkan tempat itu. Tak cukup itu saja, ibunya memutuskan untuk mengirimkan dia ke Amerika Serikat menyusul ayahnya untuk menghindari dirinya direkrut menjadi serdadu militer pemerintah ataupun terbunuh akibat pertikaian yang terjadi dengan biaya yang didapat dari hasil penjualan mesin jahit. Chava pun kembali ke El Salvador enam tahun berikutnya setelah kondisi negaranya kondusif dan kembali bersatu dengan keluarganya.

Dalam film ini terdapat beberapa adegan yang menarik, diantaranya menunjukkan betapa Chava adalah seorang anak yang cerdik yang mampu menjaga kedua adiknya dengan baik. Ketika adiknya menangis akibat serangan yang terjadi di sekitar rumahnya dirinya mengajak kedua adiknya berlindung di bawah kolong tempat tidur. Mendapati adiknya yang masih menangis, dirinya mencoba menghibur adiknya dengan cara memoles bibirnya dengan gincu ibunya yang terjatuh di dekat dirinya dan bertingkah selayaknya badut. Melihat ulah kakaknya itu akhirnya sang adik pun berhenti menangis dan tertawa. Selain itu dirinya juga bekerja menjadi seorang kondektur sebuah bis yang hasilnya dia berikan kepada ibunya untuk membantu kehidupan sehari-hari. Sewaktu menjadi kondektur ini juga ditemui adegan yang lucu dimana Chava lemas akibat meminum banyak bahan bakar bis karena dipaksa oleh sang supir untuk memompa bahan bakar dari jerigen dengan mulutnya. Film ini pun tak luput dari kisah romansa. Romansa khas anak kecil dan keluguan anak-anak El Salvador yang kental antara Chava dengan seorang gadis kaya teman sekelasnya. Sisi keindahan kehidupan anak-anak kecil El Salvador pun tak tertinggal disajikan oleh Luis Mandoki. Kehidupan petang hari dimana anak-anak berkumpul bersama sebelum perang antara tentara pemerintah dan pihak pemberontak dengan menerbangkan lampion terbuat dari tas plastik yang dinyalakan dengan api, sebuah pemandangan yang sangat indah.Hasil kerja keras Luis Mandoki pun mendapatkan jawaban dengan berhasil menyabet beberapa kategori dalam berbagai festival film internasional.

0 comments:

Posting Komentar

Hak Kekayaan Intelektual oleh Lentera Mayapada 2009